Pada abad ke-17, di tengah-tengah konflik berdarah Zaman Sengoku di Jepang, seorang samurai muda bernama Nion memutuskan untuk mengambil jalan yang berbeda dari para leluhurnya. Bukan pertumpahan darah, bukan peperangan yang dicarinya, melainkan sebuah perdamaian yang ia yakini bisa dihadirkan melalui hal yang sederhana, yaitu makanan. Bagi Nion, kehormatan tidak lagi dilambangkan oleh pedang, tetapi oleh hati yang mampu menyatukan manusia melalu...