eng dipenuhi kerikil kecil, aku yang sudah terbiasa bertelanjang kaki itu lari terbirit-birit seperti sedang dikejar anjing sambil menenteng tas kresek baruku.
Aku ingat sekali pagi itu aku mengejar bunyi lonceng sekolah yang bangunannya jadi satu dengan Langgar dekat rumahku.
"Brotoseno!" Suara guruku yang menggelegar seantero sekolah berteriak memanggil namaku.
Mendengar hal itu kaki-kaki kecilku yang rasanya ringan saat itu seketika memacu lebih ...