Kantor itu terletak di pinggir jalan di pinggiran kota. Bangunannya menjorok jauh ke dalam karena berhalaman luas.
Meski banyak kabar burung, bahwa gedung ini “dihuni,” Farah hanya menganggapnya sebagai cerita biasa. Apalagi ia tak percaya dengan tahyul.
Ia ditempatkan di ruangan depan yang disebut bosnya “ruangan istimewa,” tapi ternyata juga paling dekat dengan pantry yang terkesan kosong dan membuatnya tidak nyaman.
Suatu sore, saat para ...