SEPATU TERMAHAL

Oleh: Hans Wysiwyg

“Pak besok Dewi wisuda”, ujarku saat melihat bapak duduk usai makan siang.

“Sudah kamu siapkan semuanya, Wi?.

“Iya pak, besok bapak harus datang ya” ujarku sambil tersenyum. Bapak menjadi orang yang paling aku harapkan hadir besok.

Kemarin bapak meminta sepatuku.

“Untuk apa pak?

“Sudah bawa sini, bapak mau lihat” katanya penuh kesabaran seperti biasa.

Aku menyodorkan sepatu kulit hitam bertali itu.

“Ambilkan bapak semir” ujar ayahku.

...

Baca selengkapnya →