Langkahku begitu gontai memasuki rumah yang begitu ramai namun terasa sepi bagiku. Mulai dari depan rumah, sampai ke ruang keluaga, ramai sekali orang. Beberapa orang ku tahu sangat mengkhawatirkan kondisiku. Mereka bergantian menyuruhku untuk makan. Ada pula yang menawarkan ku untuk dibuatkan teh manis panas. Namun aku membalasnya hanya dengan senyuman getir.
“Makan dulu, Nai. Kamu dari semalam belum makan.” Ucap bibiku, adik terakhirnya Mama...