Sekolah Berdarah

Oleh: Agung Satriawan

Aku tak tahu kenapa Hendry diam sejak tadi. Ia hanya menunduk di tempat duduknya di jajaran paling belakang. Muka Hendry tampak pucat dan berkeringat. Napasnya tersenggal-senggal seperti baru saja berlari, padahal hanya diam sejak tadi.

Aku beranikan diri memeriksa suhu keningnya. Terasa panas sebagaimana suhu tubuh ketika sakit. Sentuhan tanganku pada keningnya tak juga membuat Hendry bergeming. Ia seperti sedang tidur tapi dengan mata terbuka.

Ak...

Baca selengkapnya →