Perempuan yang Bicara dengan Nisan

Oleh: Anjrah Lelono Broto

Rindang melipat doa di tengkuk nisan Rimbun. Ditatapnya nisan Rimbun dalam buai tetes-tetas air mata. Mata Rindang basah. Air matanya jatuh saputi hari fitri esok tanpa Rimbun di sisinya. Air mata Rindang mengalir turun melewati ngarai kelopak mata, membelah belantara bulu mata, dan berhenti sejak di bukit pipi. Menetas bersama doa tentang beriringan dan tiadanya lakon itu lagi, esok.

    Bukan Rimbun yang menyudahi sedianya untuk terus berir...

Baca selengkapnya →