Tjen, langit boleh saja semendung abu di tungku dapur ibu. Dan cuaca berkabut membuat pandanganku kalang-kabut pun tak jadi masalah. Bagiku, hari ini tetap membahagiakan sebab akan kubuat kamu tak mengulang tangis lagi di hari kelahiranmu seperti yang sudah-sudah– yang katamu mengenal sosoknya cuma menuai luka.
Kamu menerima kantong keresek putih yang baru saja kuangsurkan.
“Kenapa martabak? Padahal, hari ini aku ulang tahun?” protesmu usai m...