Santap Malam Terakhir

Oleh: Adnan Fadhil

Lihatlah betapa cantiknya dia!

Aku menepuk tangan setelah lilin merah di tengah meja menyala lembut. Lalu, decak kagum kuhaturkan tatkala menatapnya, sosok anggun itu, wanita yang duduk di depanku. Aku mengangguk khidmat. Dia memang wanita paling rupawan yang pernah kutemui.

Dalam temaram, masih dapat kulihat rahangnya yang tirus, bibir berbentuk hati yang menggoda, kedua alis yang rapi sebagaimana bulan sabit.

Oh, jangan lupakan kedua mata hazelnya...

Baca selengkapnya →