Kemenangan Dika

Oleh: nirjana

Dika menatap layar ponselnya dengan bangga. “Nak, Pulanglah! Ayah salah. Ayah Minta Maaf.” Pesan itu menggema di kepalanya, meledak-ledak seperti letusan kembang api. Ruang bathinnya terasa meriah hanya senyum-senyum yang bermunculan di wajahnya, Kemenangan ini begitu istimewa sehingga segala pertaruhan hidupnya sepuluh tahun di kota ini tidak terasa lagi. Segala kepedihan yang sempat dia rasakan sirna begitu saja. Sosok ayah yang tidak me...

Baca selengkapnya →