Aku, Mawar dan Bedebah

Oleh: ruang.amy.gdala

Malam semakin melarut dingin. Udara menusuk-nusuk tulang sendi tubuhku yang ringkih. Entah sampai mana penderitaan ini akan berakhir cepat. Aku sudah muak dengan setangkai mawar merah di genggamanku. Ah, lagipula bedebah itu tidak peduli padaku. Sejak itu, rasanya aku seperti mati dalam jasad yang hidup.

“Kau lah samudra cintaku, kekasih. Akan aku arungi kedalamanmu bahkan jika aku mati tenggelam sekalipun. Aku akan senantiasa berlayar di pel...

Baca selengkapnya →