Kau bilang, aku manis seperti teh tarik hangat.
Diminum pelan, dinikmati dalam senyap,
Disesap di antara obrolan ringan dan tawa yang mengambang di udara kafe estetik—
latar belakang foto untuk story-mu malam itu.
Katamu, aku menenangkan seperti remang lampu kafe,
lembut…
hangat…
cukup untuk bikin nyaman,
tapi tidak pernah benar-benar jadi terang.
Di chat tengah malam,
kau ketik janji pakai titik-titik tiga,
katanya, “Nanti kita ke sana bar...