Pada batas dunia yang semakin gelap, panggung pertunjukan yang dibangun lelaki selama berabad-abad. Di bawah sorot remang cahaya yang melesak masuk ke dalam pori-pori bumi yang bising, berdirilah Pangestri dengan tegak dan lenturnya.
Ia menyerupa seutas wol merah, menari di antara bisik suara-suara ganjil dan asumsi yang merayapi dinding-dinding ruang gagasannya. Tubuh dan hatinya meliuk-liuk. Tubuh itu bukan semata bongkahan daging dan tulang b...