"Kau yakin? Ini akan benar benar jadi yang terakhir kalinya?"
Aira mengangguk. "Dia berjanji. Ini akan benar benar jadi yang terakhir kali"
"Janji?! Yang terakhir kali lagi? Tapi terakhir kali juga janji. Tapi terjadi lagi. Lantas?" Dans membuang napas kasar. Diusaknya rambut itu frustasi. "Aku hanya tidak habis pikir! Kenapa pria brengsek itu harus bersanding denganmu."
Aira menundukkan kepala lemah. "Tapi dia sudah berjanji, Dans."
"Membual!" Dans ...