Ikan adalah Luka

Oleh: Jasma Ryadi

Aku berdiri di depan restoran ikan. Asap dari dapur terbuka menari di udara sore yang lembap. Bau bakaran, arang, dan sambal menyelinap ke lubang hidung, membangkitkan sesuatu yang sudah lama kupendam. Langkahku ragu, seolah hanya satu kaki yang ingin masuk, sedangkan yang lain masih tertambat di masa lalu.

Ya, aku benci ikan. Bukan karena rasanya. Bukan karena tulangnya. Namun, karena ikan adalah luka. Bau amisnya adalah ingatan, dan dagingnya ...

Baca selengkapnya →