“Ampun, Pa …. Sakit ….”
Masih kuingat jelas bagaimana rasanya, sakitnya ketika pergelangan tanganku dicengkeram keras dan kasar. Ketika tubuh mungilku diseret paksa melewati dapur menuju halaman belakang rumah. Bahkan, aku masih ingat aroma busuk yang menguar ketika pintu kayu nan kokoh itu dibuka, yang seketika menusuk hidung hingga menjalar ke paru-paru.
Nyaris seperti makanan sehari-hari bagiku kala itu, sendirian di dalam bilik sempit b...