Terapi kota

Oleh: lidia afrianti

Kota ini tidak pernah tidur.

Bahkan saat jam menunjuk pukul dua dini hari, ketika hujan rintik-rintik menampar kaca jendela apartemen, suara masih berdesakan di luar sana. Klakson jauh dari jalan protokol, roda-roda besi menggulung aspal basah, dan suara tukang nasi goreng beradu dengan anjing liar yang menggonggong pada bayangan.

Tiga bulan yang lalu, ibuku meninggal karena serangan jantung mendadak. Ia jatuh di tengah dapur, masih memegang spatul...

Baca selengkapnya →