Aku tidak tahu kapan semua ini dimulai. Mungkin sejak kecil, saat dunia terasa terlalu nyaring untuk telinga yang peka, terlalu tajam untuk hati yang belum dilapisi perisai. Atau mungkin sejak pagi itu. Pagi saat aku naik angkot menuju ujian tulis masuk universitas.
Aku ingat jelas: tangan dingin, napas dangkal, pandangan tertuju pada jendela yang buram. Kursi belakang angkot berderit di bawah tubuhku. Kota masih pagi, tetapi dadaku sudah malam.
La...