REBUSAN KOSONG

Oleh: IGN Indra

Di sudut ruangan yang remang itu, di bawah tatapan seekor cecak yang membatu di dinding kusam, lelaki itu—kita sebut saja Baskoro—menghitung sisa hartanya di atas meja kayu yang lapuk. Jari-jarinya yang kasar, yang dulu terbiasa mengoperasikan mesin pabrik, kini gemetar saat menyentuh logam dingin yang hina. Seribu. Dua ribu. Dua ribu lima ratus. Cukup untuk membeli apa? Beberapa butir beras? Atau mungkin hanya cukup untuk membeli hak agar me...

Baca selengkapnya →