Kursi rotan itu masih berada di sudut beranda, menjadi konstanta dalam alam semesta kecilku yang semakin lama semakin menyusut. Aku tidak pernah memindahkannya, bahkan satu sentimeter pun. Mungkin karena lapisan tipis kemalasan yang sudah mengeras menjadi semacam cangkang di sekelilingku. Atau mungkin—dan ini adalah kemungkinan yang lebih jujur—karena aku mempercayai takhayul konyol. Takhayul bahwa jika aku menggeser posisinya, keseimbangan k...