Dari balik kaca lantai lima belas, gedung-gedung itu berdiri seperti rak-rak raksasa tempat manusia disusun. Beberapa jendela gelap, sebagian terang, sisanya berkedip-kedip kayak minta dimengerti.
Gue berdiri sambil megang gelas kopi, nempelin punggung ke kusen kaca. Jakarta, jam segini, macetnya belum kelihatan. Tapi dalam kepala orang-orang, mungkin udah meledak dari pagi.
Mungkin di sana, di gedung yang kacanya agak kebiruan itu, ada cowok yang ...