Aku duduk di teras rumah kontrakan, memandang langit sore yang kelabu. Di kepalaku, pertanyaan-pertanyaan berputar seperti gasing rusak: mengapa hidupku selalu terasa sempit, padahal aku sudah berlari sejauh ini?
Dulu, saat duduk di bangku sekolah, aku percaya kata-kata di buku pelajaran: jika belajar giat, masa depan cerah menantimu. Aku membayangkan kelak bisa bekerja layak, menolong orang tuaku, dan mungkin membeli rumah sederhana hasil keringa...