Aku tidak pernah berencana untuk tinggal lebih lama dari seminggu.
Awalnya, aku hanya ingin melarikan diri dari tumpukan laporan yang tak pernah habis, dari suara telepon kantor yang tak berhenti berdering, dari pesan-pesan tak berbalas yang masih kusimpan di ponsel meski seharusnya kuhapus sejak lama.
Desa itu bahkan tidak muncul di peta digital. Aku menemukannya lewat blog seorang backpacker, hanya disebutkan sepintas: “desa kecil dengan aroma ...