Sedih rasanya melihat semua ini.
Dulu kakek dengan bangga berkata bahwa dia pergi bersama para saudara membawa bambu runcing menuju medan tempur. Dia berkata kalau telinganya hampir tuli mendengar ledakan senjata laras panjang dari serdadu-serdadu Jepang. Dia berkata bahwa pada masa itu, para saudara yang terjun dalam perang sama sekali tidak takut mati.
“Demi putra dan putri bangsa, kami rela menumpahkan darah dan mati saat itu juga.”
Demikian ...