Satu Langkah Setelah Luka

Oleh: Jasma Ryadi

Sejak awal, Septian pandai membuat kata terasa seperti janji. Namun, aku justru menelannya. Menjadikannya bagian dari daging yang tumbuh di tubuhku.

Ia mengukir malam-malamku dengan tawa yang tahan berjam-jam di telepon, pesan singkat sebelum tidur, dan genggaman tangan yang membuat keramaian kampus serasa menghilang. Aku percaya, selama tangan kami saling bertaut, tak ada yang mampu memisahkan.

Sayangnya, semuanya semu. Atau mungkin tepatnya ha...

Baca selengkapnya →