Ayah sudah lama berhenti menjadi sosok dirinya. Ia tak ingat siapa pun. Ia hanyalah tubuh di ranjang, kulit kering menempel pada tulang, mata setengah terbuka menatap sesuatu yang tak bisa kugambar. Suara infus menetes, seperti jam yang menolak mati.
Aku duduk di kursi plastik. Kursinya rapuh, dan kadang mengeluh. Ia mungkin bosan menahan berat badanku, tetapi tak ada kursi lain untukku menunggu.
Suatu malam Ayah terbangun, lalu menepuk pundakku...