“Ulangan fisika hari ini batal! Bu Ariani sakit,” ujar Anshar, ketua kelasku.
Semua bersorak gembira. Tak ada yang peduli sakit apa Bu Ariani — yang penting ulangannya batal.
Aku pun lega, meski sejak dari rumah tadi sudah cemas. Semua bab fisika semester dua sudah kubaca, tapi rasanya tak ada yang benar-benar menempel di kepala. Aku memang tak pernah yakin bisa menaklukkan pelajaran Bu Ariani.
***
Seminggu lalu...
Aku menunduk, berusaha bersemb...