Kusuma menarik bukunya yang ditindih sikunya Beni. Mencari-cari. "Liat pensilku nggak?"
"Nggak." Beni menyahut singkat. Cuek. Lalu sibuk membuka tas punggungnya. "Kamu gimana sama cewek kelas XII IPA itu?"
"Siapa?" Kusuma masih tetap sibuk mencari pensilnya.
"Siapa itu? Warni, ya?"
"Mawar!"
"Lha, iya. Mawarni."
Kusuma baru saja membuka mulut mau menanggapi. Beni malah buru-buru angkat jari.
"Sudah. Diam. Nggak usah kebanyakan alasan! Seluas-luasnya huta...