Tubuhku bergetar.
Ada sesuatu yang mengetuk dari dalam. Keras, berulang, tak mau berhenti. Detak jantungku berubah jadi sirine; merah, menyala, meraung di lorong-lorong daging. Aku rasa, kalau aku buka kulitku sekarang, yang keluar bukan darah. Tapi kobaran.
Setiap helaan napas terasa seperti bensin yang disiram ke bara. Aku mencoba diam, tapi diam justru memantulkan suara itu lebih keras.
Kota di dalam tubuhku terbakar.
Jalan-jalan kecil di dadaku p...