Abu

Oleh: A. R. Tawira

Aku berhenti menyalakan berita.

Sekarang yang kudengar hanyalah bunyi api. Kecil, rakus, memakan kanvas satu per satu. Cat yang dulu kupilih dengan hati-hati meleleh, menetes seperti ingatan yang menolak padam. Bau terbakar memenuhi ruangan; campuran antara minyak, arang, dan sesuatu yang terasa terlalu mirip dengan daging.

Aku menatap abu itu lama-lama.

Di sana, semua wajah yang pernah kucoba lukis lenyap. Semua bentuk tubuh yang kuciptakan untuk d...

Baca selengkapnya →