Kemeja putih, celana hitam, sepatu pantofel. Semuanya masih menatapku penuh tanya. Mungkin mereka ingin marah karena melihatku mendekam di dalam kamar. Atau mungkin mereka ingin mengutuk karena aku masih mengandalkan mereka.
Ketika teman-teman sudah hidup dalam kemapanan, aku masih bergulat menata arah. Kepala sesak oleh pertanyaan-pertanyaan yang tak berhenti mendesak. Aku takut bertemu siapa pun. Aku tidak mampu mengeja namaku di depan mereka.
...