Angin dingin bulan Desember di Jakarta terasa menusuk bahkan di balik dinding kaca tebal Empire Tower, gedung pencakar langit megah milik keluarga Darmawan. Di lantai teratas, di tengah gemerlap lampu kota yang mulai menyala, Maya (25 tahun) hanya seorang desainer grafis lepas yang sedang mengantar proposal proyek. Ia terkesima oleh pemandangan dari ketinggian itu.
Saat Maya sedang menatap ke luar jendela, sebuah suara berat menyapa. "Pemandangan ...