Sore itu aku dan Rika duduk di warung kopi usang di Muara Baru, menatap air kali yang keruh. Kali yang membawa sampah-sampah kehidupan menuju laut. Jakarta di belakangku terasa seperti dunia lain. Di sini, di tepian kali ini, aku dan Rika berusaha melarikan diri dari bayangan kematian yang menggerogoti jiwa kami.
Kinas, anak kami telah pergi selamanya. Tragis, dia tenggelam di kolam renang tiga bulan lalu. Gaun merah yang dikenakannya tampak menga...