“Hanya sebatas tampilan saja!”
Kini rona wajahnya malah berubah seperti gunungan lava. Setiap orang hanya berlalu-lalang. Tidak peduli betapa malang nasibnya.
Meski dia kesal, tak banyak yang bisa dilakukan. Orang mengesap dan sedetik kemudian memuntahkannya.
Bahkan dia lebih najis dari kotoran, pikirnya.
Dia berusaha keras, menarik manusia agar mau memperhatikannya. Kulitnya yang ranum, katanya hanya tipuan belaka.
Boleh jadi, manusia ...