Syahdan, jauh sebelum waktu menenun helai-helai detiknya dan ruang belumlah membentangkan jubah bintangnya, yang ada hanyalah malam.
Malam yang purwa, kepekatannya tiada pernah menjadi selubung bagi ketakutan, ialah rahim bagi segala kemungkinan. Di sana, di sanalah semesta dengan wujud benih, tertidur ia di dalam buaian keheningan. Di dalam kepekatan yang sarat akan lagu yang tak pernah terlantun inilah, Sang Kekasih, Sang Elohim, bersemayam d...