Dia Bernama Lumi

Oleh: lidia afrianti

Langit sore itu lembut seperti bekas luka yang baru menutup.

Hujan baru saja berhenti, meninggalkan aroma tanah basah dan udara yang dingin tapi damai.

Di bangku taman rumah sakit, seorang perempuan duduk dengan buku sketsa di pangkuannya. Ia menggambar bunga dengan hati-hati, garis demi garis. Pensil di tangannya bergerak pelan, seolah takut menyakiti kertas. Namun, sedikit saja tekanan berlebihan, kulit jarinya robek. Setetes darah merah mengalir...

Baca selengkapnya →