Kalau saat itu aku tidak diam. . .

Oleh: lidia afrianti

Aku harusnya bicara,” gumamku dalam percakapan rekaan itu.

Jika saat itu aku tidak memilih diam, mungkin semuanya berbeda.

Dalam kepalaku, aku mengulang momen itu: kamu menunggu aku bicara, aku menunggu kamu bertanya.

Kita sama-sama diam, menghabiskan kemungkinan.

Kini, dalam versi yang kubuat ulang, aku berkata:

“Tolong jangan pergi.”

Dan kamu, yang versi palsunya selalu lebih baik, menaruh tanganmu di pundakku lalu berkata:

“Aku tidak akan per...

Baca selengkapnya →