Menebus Rasa

Oleh: Wulan Kashi

Senja kali ini jauh dari kata syahdu. Tidak ada jingga dramatis yang bisa membuat orang tiba-tiba ingin menulis puisi atau mengingat mantan. Hanya cahaya samar seperti lampu yang hampir menyerah karena lelah dipaksa menerangi ruangan yang bahkan terlalu jenuh untuk diterangi cahaya. Di kantor, kami semua sedang kelelahan. Pekerjaan di ambang tenggat menumpuk. Mata merah. Kopi entah sudah cangkir keberapa. AC pun seakan menyerah, mengembuskan angi...

Baca selengkapnya →