25 12

Oleh: Rifin Raditya

Dunia ternyata tidak sesederhana yang dulu kupikirkan saat berusia dua belas tahun. Aku masih ingat betul masa itu—usia yang begitu muda, tapi pikiranku melanglang buana jauh ke masa depan.

Usia dua belas tahun adalah masa emas dalam hidupku. Aku menjadi murid terpandai di kelas. Hari-hariku dipenuhi pujian, teman yang datang tanpa diminta, dan sejenis kebahagiaan polos yang hanya dirasakan anak-anak. Aku pernah begitu bangga pada diriku—begit...

Baca selengkapnya →