Mulas

Oleh: Rifin Raditya

"Arham! Temani yuk," pintaku sambil memegangi perut. Rasanya mules sampai ke ubun-ubun.

"Kemana?" tanya Arham, polos.

"Toilet! Ayo cepat!" Aku langsung menarik lengannya.

Kami berlari keluar kelas. Guru sedang pergi, jadi kelas sedang bebas. Kami menuju WC belakang sekolah yang… yah, kondisinya bahkan setan saja pasti mikir dua kali buat nongol di situ.

Bak WC cuma terbuat dari belahan drum oli yang sudah karatan. Pembatasnya kayu tipis yang kalau ...

Baca selengkapnya →