Tokyo malam hari yang sepi itu seolah berkata padaku, "Ini aku. Aku tanpa konteks. Aku tanpa tuntutan. Aku tanpa nama. Aku tanpa suara orang lain. Aku cuma aku dan kau, itu cukup."
Aku berdiri di sebuah peron stasiun. Stasiun yang ...