Pagi tanggal 24 November itu, aku bertemu dengan teman-temanku yang sudah lama tidak kujumpai. Kami duduk di sebuah kafe yang ramai menikmati tawa dan kopi, seolah waktu tak pernah bergerak. Kami menikmati waktu sampai ponselku berbunyi.
Banyak telepon dan pesan masuk secara beruntun. Semuanya dari ayahku, yang isinya sama: ia memintaku segera pulang. Aku tidak langsung mengiyakannya. Tapi setelah chat yang berulang kali menyatakan hal yang sama, ...