Di sudut ruang, kain beludru mematikan suara, menjaga tidur panjang tuts putih gading. Di sana, bersemayam mimpi ku yang renta, melodi yang dituduh “bising”, gairah yang dianggap “tak penting.”
Bukan notasi yang terukir di kepala, tapi suara keras, menggema, “kamu tidak berbakat, kamu takkan berhasil.” Setiap janji pada diri sendiri teredam putu asa, menanamkan akar tak layak yang tumbuh subur dan kerdil.
Kini aku hidup di antara dere...