Aku sedang duduk di ruang tamu bersama Bapak. Tak ada pembicaraan di antara kami. Bapak masih sama seperti hari-hari biasanya, sibuk dengan Koran di depannya. Sesekali ia terlihat memperbaiki posisi kacamatanya dan sesekali membalik Koran yang ia pegang.
Dan aku?
Aku hanya bersender di kursi empuk yang sudah ada sejak 27 tahun yang lalu, atau sebelum itu.
Netraku terus bekerja melihat Ibu yang dengan cekatan membawa hidangan buka puasa hari itu. B...