Bandoeng, 17 Agoestoes 1945
Kekasih hati pulang dalam patah hati. Pulang merantau dengan hati yang kacau. Suaranya parau, mulutnya meracau—menangisi pujaan hatinya yang hampir mati menginjak ranjau.
Tentara bujang terkapar di atas ranjang. Badannya meriang kesakitan, kehilangan satu kakinya yang jenjang.Nasibnya buat risau kekasihnya tersayang.
"Djangan berdoeka wahai adinda,kakanda maloe dengan kawankoe jang soedah tiada. Kita haroes bersoeka tji...