Seseorang menepuk pundakku. "Bangun."
"Nanti...," lirihku.
Napas yang berat berhembus ke daun telinga. "Bangun!"
Aku menutup kepala dengan bantal.
"Bangun! Bangun! Bangun! Bangun!" Suaranya semakin keras.
Bantal melayang ke langit. Kakiku menendang guling hingga berguling di lantai. Aku (terpaksa) melepas indahnya alur mimpi untuk sementara.
"Ganggu aja kamu!" seruku sembari mengusap mata.
Hening.
Dia tidak ada di sini...dan pintu terbuka lebar.
Mungkin a...