Maire mengerutkan tubuh kurusnya. Pipi menempel di lantai. Punggung melengkung, bibir bertemu lutut. Tak dihiraukannya debu yang begitu dekat dengan hidung. Seluruh tubuhnya gemetar. Bahkan giginya bergemerutuk. Di kejauhan, teriakan ganas semakin dekat.
Tiba-tiba seseorang melongok ke kolong tempatnya bersembunyi. Kerut di keningnya tampak jelas. Cemas.
“Tunggu di sini, Nak. Ibu ke bawah dulu, menghalang pintu rumah.” Suara Ibu bergetar.
Perem...