Kemah dan Air Mata

Oleh: Adnan Fadhil

Malam itu begitu dingin, gelap, dan mencekam. Batang-batang pohon bekas terbakar tampak begitu legam, seakan hendak menerkamnya hidup-hidup. Tubuhnya terlalu lemas. Entah sudah berapa lama dia terikat di sebuah pohon. Dia tahu persis siapa yang ada di depannya. Namun masih tak dipercayainya semua kejadian tragis yang sudah dia alami.

Semua berawal dari sekitar delapan jam yang lalu. Waktu itu pukul dua siang saat sahabatnya, Resti—perempuan jeli...

Baca selengkapnya →