Sepanjang jalan telingaku tak henti-hentinya mendengar ungkapan cintamu dari kursi kemudi. Kau mengajakku ke suatu tempat dan mendudukkanku di sebuah ruang remang-remang. Beberapa kali aku harus menangis memintamu untuk tidak meninggalkanku. Bahkan tepatnya aku sampai mengemis-ngemis. Tapi, kau hanya menatapku dengan tatapan rindu yang tak kusuka. Karena tatapan itu bisa membuatku mati kapan saja.
“Ini demi kebaikan kita. Mulai saat ini, dunia t...