Dalam pikiranku, di setiap urat nadiku, dan dalam hatiku, selalu ada sosok bernama Wisanggeni. Dia biasa kupanggil Gen. Dia adalah pahlawanku, seorang pahlawan yang tak mau kebaikannya diumbar.
Pernah ketika aku terpojok oleh kejaran padepokan silat Menak Jinggo, Gen datang menyelamatkanku. Saat itu aku menangis, lalu Gen menggila dan membantai semua orang yang berusaha membunuhku. Oleh karena itu, Dia layak disebut pahlawanku bukan?
Satu kelemahan...